Apa Saja Komponen Utama Dari Kurikulum Adaptif? Berikut Penjelasannya!

Semenjak munculnya pandemi Covid-19, mulai diberlakukannya kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR). Hal ini dikarenakan belum tersedianya vaksin agar kebal terhadap virus Corona tersebut. Namun, akibat kebijakan ini malah menimbulkan banyak permasalahan mulai dari pedagogik, teknis, psikologis, hingga kurikulum pendidikan itu sendiri. 

Selain itu, para tenaga pengajar yang tidak terbiasa menggunakan platform digital, menjadi merasa kesulitan saat melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut. Dampaknya, pembelajaran menjadi cenderung monoton dan bahkan banyak kasus jika guru hanya memberi penugasan pada setiap pertemuan online tanpa menjelaskan materi.

Akibat permasalahan tersebut, hal ini berpengaruh terhadap psikologis para siswa. Di sisi lain, para siswa merasa terbebani akan berbagai tugas yang diberikan dan banyak orang tua siswa yang juga mengeluhkan hal ini. Lantaran banyaknya tugas yang diberikan guru dan orang tua siswa yang kesulitan mendampingi proses belajar anaknya. 

Tak hanya persoalan tersebut, terdapat kendala utama dalam proses Belajar Dari Rumah ini, yaitu teknis pembelajaran online. Ada banyak permasalahan yang muncul di antaranya ketiadaan alat komunikasi/smartphone siswa. Selain itu, letak geografis juga berpengaruh yang menyebabkan sulitnya akses internet dan borosnya penggunaan kuota internet. 

Untuk menanggapi problem tersebut, Kemendikbud RI telah meresponsnya dengan mengeluarkan surat edaran dan panduan pembelajaran selama masa pandemi Covid-19. Harapannya agar sistem pembelajaran daring atau online ini bisa menjadi alternatif solusinya dan bertujuan pula untuk menekan penularan Covid-19 yang kian meningkat setiap harinya. 

Namun, dalam penerapannya di berbagai sekolah mulai dari PAUD hingga SMA sederajat, bervariasi lantaran tidak adanya kurikulum yang menjadi panduan pembelajaran. Hal tersebut membuat setiap sekolah cenderung menerapkan Belajar Dari Rumah menurut kemampuan masing-masing dan muncullah kurikulum adaptif yang menjadi keniscayaan masyarakat.

Psf Diseminasi Praktik

Apa Itu Kurikulum Adaptif?

Definisi dari kurikulum adaptif, yaitu sebuah kurikulum yang dimodifikasi dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Kurikulum adaptif ini dapat dikembangkan sesuai dengan minat, gaya, dan kemampuan belajar siswa dan guru. Kurikulum 2013 (K13) yang telah diberlakukan tidak seluruhnya diganti, namun dimodifikasi dengan kurikulum adaptif ini

Secara umum, pengembangan kurikulum adaptif ini dapat didasarkan pada empat komponen utamanya. Di mana, komponen utama dari kurikulum tersebut meliputi tujuan, isi, proses, dan evaluasi dari para pihak terkait. Agar lebih paham dan lebih jelas, mari simak dengan seksama penjelasan yang ada di bawah ini!

Komponen Kurikulum Adaptif

Komponen kurikulum adaptif yang pertama, yaitu kurikulum harus menyederhanakan tujuan dari kurikulum tersebut. Nah, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang sebelumnya berlaku itu dapat disederhanakan kemudian diarahkan menjadi berbagai penguasaan. Seperti halnya penugasan literasi, numerasi, hingga pengembangan karakter siswa itu sendiri.

Selanjutnya, komponen kurikulum adaptif yang kedua adalah kurikulum yang dikembangkan memiliki muatan isi yang ringkas, padat, dan utuh untuk mencapai tujuan kurikulum. Penyederhanaan tersebut dapat difokuskan melalui pemetaan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran ataupun untuk seluruh mata pelajaran yang ditempuh siswa. 

Selain itu, keleluasaan dan kedalaman Kompetensi Dasar ini dapat dimodifikasi supaya lebih sederhana namun tetap mempertahankan inti materinya. Kemudian, Kompetensi Dasar yang menjadi materi prasyarat dan materi inti dapat dipadukan. Dengan begitu, seluruh mata pelajaran yang telah ada bisa diorganisasikan secara terpadu dan efisien.

Berikutnya, komponen kurikulum adaptif yang ketiga, yakni kurikulum diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran yang sederhana. Tujuannya agar kurikulum tidak membebani para siswa dan kebijakan pembelajaran online dan offline ini menjadi alternatif penyampaian materi. Dua sistem pembelajaran ini bisa dijadikan pilihan didasarkan pada kondisi para siswanya.

Selain itu, adanya berbagai kemampuan dan keterbatasan siswa juga menjadi suatu pijakan untuk memilih suatu metode pembelajaran yang tepat. Dengan demikian, guru harus lebih kreatif dalam mencoba berbagai variasi metode pembelajaran. Sehingga metode pembelajaran tersebut bisa membuat siswa lebih antusias dan tidak cepat bosan ketika belajar.

Psf1

Terakhir, komponen kurikulum adaptif yang keempat adalah kurikulum dapat memuat suatu kegiatan evaluasi atau penilaian yang tidak akan membebani para siswanya. Guru dapat melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran salah satunya melalui penilaian portofolio. Siswa dapat mengirimkan tugas yang diberikan dalam rentang waktu yang telah ditentukan oleh guru. 

Dengan demikian, masing-masing guru mata pelajaran bisa memberikan review dan penilaian atas tugas yang dikirimkan para siswa dalam upaya pemenuhan nilai. Nah, titik tekan penilaiannya tidak harus benar atau salahnya, tetapi lebih menekankan pada proses dan hasilnya. Sehingga para siswa tidak merasa terbebani akan kompleksitas tugas yang diberikan.

Dapat diambil kesimpulan bahwa keempat komponen utama dari kurikulum tersebut dapat dijadikan pijakan dalam rangka pengembangan kurikulum adaptif yang lebih komprehensif. Harapannya, baik dari pihak sekolah, guru, maupun siswa di Indonesia dapat melaksanakan pembelajaran dari rumah dengan lebih baik dan efisien.

Selain itu, peran orang tua dalam mendampingi proses pembelajaran anak-anaknya juga bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian, patut dinantikan akan seperti apa rancangan kurikulum adaptif yang dikembangkan oleh pemerintah kedepannya. Semoga dapat memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Bagikan ke:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *