
Pentingnya melatih jiwa kepemimpinan perlu diajarkan sejak dini kepada anak sebagai landasan yang kokoh untuk mewujudkan mimpi serta tujuan hidupnya. Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi menjadi seorang pemimpin.
Melatih jiwa kepemimpinan yang dimaksud bukanlah bertujuan untuk memastikan para anak akan menjadi pemimpin perusahaan, kantor, dan negara. Namun, pembentukan karakter kepemimpinan yang utama adalah membentuk para generasi bangsa ini menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri terlebih dahulu.
Jiwa kepemimpinan pada anak dapat melatih rasa tanggung jawab, disiplin, dan ketekunan yang bermanfaat untuk masa depan anak. Menyadari hal ini, PT Sampoerna Agro bersama Putera Sampoerna Foundation selenggarakan kegiatan Leadership Camp di SD Perdana, Sukamara, Kalimantan Tengah.
Kegiatan ini memiliki tema “Pemimpin Muda yang Berkarakter dan Berakhlak” dilaksanakan selama tiga hari di bulan November yaitu tanggal 10 sampai 12 November 2022 yang diikuti oleh 103 siswa kelas 5 dan 6 SD Perdana.
Dimulai dengan adanya sesi pembekalan yang menjadi pembuka rangkaian kegiatan Leadership Camp dibawakan oleh para fasilitator dari PSF dengan tema Pemimpin bagi Diri Sendiri dan Pemimpin bagi Orang Lain. “Sesi pembekalan ini merupakan sesi pemberian materi kepada siswa sebagai awal pemahaman yang perlu diketahui oleh siswa sehingga kegiatan selanjutnya akan lebih bermakna” ucap M. Agus Salim, salah satu fasilitator PSF.
Aktivitas selanjutnya adalah Team Building dengan permainan Victorian Dinner, Giant Carpet, Magic Carpet, Balloon Throw, dan Touch a Can yang dilakukan di luar ruangan. Pada sesi ini para peserta menunjukkan semangat dan antusiasme yang tinggi.
Lailatul Hasanah, siswa kelas 6 yang menjadi salah satu peserta kegiatan ini mengatakan jika permainan Team Building yang Ia lakukan lebih menantang dan menyenangkan, “di bagian Team Building saya bisa lebih bereksplorasi lagi, karena sambil main dan sambil belajar”.
Sebagai salah satu ketua kelompok, Lailatul menceritakan bahwa hal yang perlu Ia lakukan selama kegiatan adalah mengarahkan dan bekerjasama dengan kelompoknya sehingga setiap kegiatan yang dilakukan dapat berhasil.
“Saling percaya satu dan yang lainnya juga merupakan kunci terjaganya anggota kelompok, itu yang disampaikan fasilitator dan saya terapkan itu pada saat Team Building” ucap Lailatul.
Kegiatan yang terbilang menyenangkan ini tetap membuat Lailatul merasa tertantang, karena perannya sebagai ketua kelompok mengharuskan ia memiliki tanggung jawab besar untuk membawa kelompoknya menjadi kelompok terbaik. “Kadang teman di kelompok susah untuk diajak diskusi, terlalu sering bercanda, jadi bingung harus gimana” resah Lailatul.
“Pengalaman pertama juga sebagai ketua kelompok seperti ini pasti saya harus banyak belajarnya, jadi saya terus tanya ke fasilitator apa yang harus saya lakukan, fasilitator juga banyak memberikan arahan ke saya” tambahnya.
Mengenai tantangan yang Lailatul alami, Agus menanggapi bahwa tantangan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik itu pasti selalu ada. Maka perlu diterapkan jiwa kepemimpinan sedari dini kepada siswa melalui beragam kegiatan menyenangkan.
“Semua ini proses belajar, tidak apa apa jika menemukan tantangan dan harus dihadapi. Jika para siswa sudah terbiasa dengan pembekalan tentang kepemimpinan ini, maka mereka akan siap menjadi pemimpin yang baik untuk dirinya sendiri dan untuk lingkungannya” tutup Agus.