Mengajar untuk PAUD Secara Daring, Devi Sulaeman: Yang Penting Anak Senang, Sehat, dan Bahagia

Pandemi Covid-19 yang telah hadir sejak tahun 2020 yang membuat pembelajaran harus dilakukan secara daring atau disebut juga pembelajaran jarak jauh (PJJ). Melaksanakan PJJ ini memiliki tantangan tersendiri untuk guru diberbagai jenjang. Devi Sulaeman, seorang guru PAUD yang berasal dari Kota Karawang ini salah satunya.

Mengajar siswa pendidikan anak usia dini atau PAUD tentunya memiliki keunikan tersendiri. Pasalnya, mengajar untuk jenjang PAUD sangat kental dengan intensitas interaksi yang tinggi dan tentunya bermain akan terasa sulit jika dilakukan secara daring. Hal ini terjadi karena beragam alasan mulai dari anak yang mudah bosan, anak ingin bermain langsung, atau orangtua yang merasa kesulitan membagi waktu karena harus bekerja.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Devi memutuskan untuk mengikutsertakan dirinya dan seluruh guru PAUD tempat Ia mengajar untuk ikut berbagai pelatihan yang dilakukan secara daring. Seperti pelatihan memanfaatkan beragam media pembelajaran, lalu pelatihan BDR yang diselenggarakan oleh PPPAUDIKMA dari Kemendikbud. “Saya sangat menyadari bahwa perlu dikuatkan dulu kemampuan guru-gurunya, diperluas wawasannya, dan menentukan prinsip sederhana yang dapat kita gunakan untuk mengajar siswa” ujarnya.

Selain mengikuti pelatihan, Devi dan rekan gurunya sering melakukan diskusi untuk menentukan media pembelajaran yang akan dipakai dengan memanfaatkan media yang sudah tersedia dan mudah dijangkau oleh orangtua siswa seperti melalui WhatsApp, Instagram, dan TikTok.

Ketika metode pembelajaran daring mulai terlaksana, kendala lain yang muncul adalah orangtua yang tidak setuju dengan metode ini. Ya, keputusan orangtua sangat penting dalam pembelajaran ini karena orangtua memiliki peran besar dalam mendampingi siswanya belajar dari rumah. Hal ini mengakibatkan Devi mulai kehilangan banyak siswa di sekolahnya.

Permasalahan ini membuat Devi dan rekan-rekannya sempat putus asa, dan kebingungan. “Saya bahkan sempat berpikir untuk menutup sekolah PAUD ini, banyak orangtua yang tidak setuju dengan metode yang kami berikan” ucap asa Devi.

Namun disela asa itu, Devi justru mendapatkan juga dukungan dari beberapa orangtua siswa yang senang dengan metode ini, karena orangtua ikut belajar cara bermain sambil belajar untuk anak. Akhirnya Devi bersama rekan-rekan gurunya kembali bangkit, mencari cara lain untuk tetap melakukan metode pembelajaran yang lebih menyenangkan untuk siswa.

“Ternyata semua ini tergantung bagaimana kami melihat dari sisi kacamata sebelah mana, yang orangtua tidak setuju, atau orangtua yang mendukung. Tentu kami melihat yang orangtua mendukung. Meskipun begitu, kritik dari orangtua yang tidak setuju kami tampung agar kami dapat mengajar lebih baik lagi” ujar guru asal Kota Karawang ini.

Setelah sempat tutup beberapa bulan, akhirnya Devi dan rekannya kembali mengajar dengan strategi baru. Kini Ia aktif untuk menyapa siswa baik dari video call pribadi maupun melalui Zoom. Lalu siswa diajak interaksi seperti mencari barang-barang yang berwarna, menentukan tinggi pendek suatu barang, hingga aktivitas membantu orangtua di rumah.

Perlahan kepercayaan orangtua mulai terbentuk lagi, orangtua kini justru memberikan semangat dan senang dengan metode pembelajaran yang dilakukan Devi. Bahkan tak jarang orang tua yang memberikan usul media pembelajaran.

Devi juga bercerita ketika situasi pandemi sudah mulai melonggar, Ia mengadakan aktivitas tatap muka di sebuah mall Karawang dengan konsep pasar. Disediakan juga berbagai macam makanan, minuman, hingga barang-barang yang nantikan akan diperjualbelikan oleh siswa. Dan siswa juga dibekali uang untuk Ia gunakan.

Selain itu, Devi juga mengadakan olimpiade olahraga, lalu berdansa bersama menggunakan topeng karakter, dan aktivitas lainnya. Tentu semua ini dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, siswa yang hadirpun terbatas dan bergilir. Sebelum datang, Devi pasti akan menanyakan keadaan siswa dan orangtuanya, jika ada yang sakit maka tidak diperkenankan hadir dan kegiatan pun ditunda.

Devi juga sadar akan kebutuhannya untuk terus mengembangkan kompetensi dirinya sebagai guru PAUD. Ia ingin lebih berinovasi dan kreatif dalam membuat pembelajaran dengan siswanya. Dalam upaya mengembangkan kompetensinya, Devi bergabung dengan Pusat Belajar Guru Karawang sebagai Guru Inti Batch 2.

Pusat Belajar Guru Karawang merupakan komunitas pembelajar berkesinambungan bagi guru untuk mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas professional secara terjangkau dengan filosofi “Dari Guru, Oleh Guru, dan Untuk Guru”.

Meskipun baru bergabung, Devi dengan antusias mengikuti beragam pelatihan yang dilaksanakan oleh PBG Karawang karena PBG Karawang menyediakan program-program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan para guru setempat, tentunya difasilitasi langsung oleh para fasilitator dari Putera Sampoerna Foundation.

Devi merasa banyak hal yang Ia pelajari di PBG Karawang yang dapat dijadikan solusi dalam menghadapi kendala saat PJJ ini dan Ia akan berbagi ilmu ini kepada guru-guru tempat Ia mengajar dan guru-guru lainnya.

Imbas ini terasa nyata bagi Devi karena Devi melihat meningkatnya antusias orangtua siswa dalam berbagi peran bersama guru untuk terus mendampingi anaknya. “Karena dari saya yang terpenting adalah melihat anak senang, sehat, dan bahagia” tutup Devi.

Bagikan ke:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *