
Di masa kini teknologi semakin berkembang dengan pesat dan sangat berpengaruh dalam aspek kehidupan masyarakat luas salah satunya di bidang pendidikan. Apalagi dengan hadirnya Covid-19 di Indonesia teknologi memiliki peranan tersendiri dalam proses belajar mengajar yang mendorong para pendidik untuk lebih dekat dengan teknologi karena dengan cara inilah pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat berlangsung optimal.
Meskipun banyak kemudahan yang dihadirkan oleh teknologi, ternyata masih banyak guru yang kesulitan dan belum familiar dengan teknologi khususnya dalam pemanfaatannya dalam prosers belajar mengajar. Permasalahan ini terjadi di sekolah asal Made Novta Kusuma mengajar, yakni SMPN 8 Singaraja, Buleleng.
Novta, sapaan akrabnya, sebagai satu-satunya guru TIK yang merangkap sebagai seseorang yang mengelola sistem IT di sekolah tersebut menyadari akan permasalahan ini. Novta merasa ini menjadi salah satu tanggungjawabnya untuk membuat guru-guru di sekolahnya melek teknologi, sehingga Ia mengajak beberapa rekannya untuk melakukan pendekatan kepada guru yang dibagi menjadi beberapa kelompok.
“Pendekatan ini saya sebut dengan Tutor Sebaya, agar para guru yang mendampingi dan didampingi merasa nyaman, tidak sungkan untuk berdiskusi, dan tidak ada unsur memaksa” jelas Novta.
Tutor Sebaya ini Ia lakukan dengan memberikan diantaranya penjelasan langkah-langkah mengggunakan media pembelajaran dan juga sistem sekolah. Perlahan tapi pasti Ia lakukan sampai guru merasa mampu untuk mengoperasikannya sendiri.
Novta menjelaskan jika kegiatan ini dilakukan harus dengan penuh kesabaran, karena beragam guru yang Ia hadapi terkadang ada yang meminta diulang atau meminta lebih lambat. Maka tak jarang juga jika Novta harus mengerjakan pekerjaannya di rumah sementara di sekolah Ia harus mendampingi guru-guru.
Bagi Novta, segala hal yang Ia kuasai saat ini masih kurang maksimal karena ternyata masih banyak sekali hal perlu dipelajari lagi untuk memudahkan proses mengajar di sekolahnya secara daring. Namun Novta tidak merasa kesulitan dalam mempelajari hal baru karena sekolah tempat Ia mengajar menjadi sekolah binaan Putera Sampoerna Foudation melalui Lighthouse School Program.
Lighthouse School Program merupakan program peningkatan kualitas sekolah secara holistik dan intensif untuk mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel, didukung oleh guru-guru berkualitas yang menitikberatkan pada STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematics) serta Bahasa Inggris dengan menerapkan praktek terbaik pembelajaran internasional.
Selama program ini berlangsung, Novta mempelajari banyak hal yang kemudian langsung Ia implementasikan saat Ia mengajar terutama memanfaatkan variasi platform sebagai media pembelajaran, karena Novta sangat paham bahwa siswa mudah jenuh.
Novta juga terus membuat inovasi yang membangun citra baik sekolah melalui media sosial. Dimulai dari membentuk tim publikasi yang khusus untuk mengelola berbagai media sosial, kemudian membuat konten, meliput kegiatan sekolah, hingga membuat linimasa tentang rencana publikasi.
“Pandangan saya sebenarnya siapapun bisa melakukan itu, saya hanya ingin menunjukan digitalisasi. Saya juga saling sharing bersama guru lainnya, menampung, dan perlahan tentang harapan kami punya sekolah yang bagus itu terwujudkan” ujarnya.
Harapan ini kini perlahan terwujudkan sejalan dengan Lighthouse School Program, Novta selalu difasilitasi dalam setiap inovasinya, didampingi, serta diberikan solusi agar segala yang Ia lakukan terwujudkan guna membentuk sekolah yang lebih baik lagi. Sekolah yang baik tentu akan membuat siswa nyaman belajar meskipun dilakukan secara daring.
“Terima kasih kepada fasilitator dari PSF melalui program ini saya selalu didampingi dan diberikan banyak masukan serta motivasi sehingga saya dapat terus tergerak membuat inovasi-inovasi baru untuk memajukan sekolah dan lanjut menyebarkan ke guru-guru lain” tutup Novta. (ZNP)